OBSERVASI ANAK BERKESULITAN BELAJAR
(LEARNING DISABILITY)
MAKALAH
Disusun untuk memenuhi salah satu tugas pada mata kuliah
“Kesulitan Belajar”
Dosen Pengampu :
Imron Muzakki, M.Psi
Penyusun :
Siti Munafi’ah
93216811
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM JURUSAN TARBIYAH SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
(STAIN) KEDIRI
2013
BAB I
PENDAHULUAN
- Latar Belakang
Pada dasarnya manusia lahir dalam keadaan tidak tahu apa-apa. Manusia dibekali pendengaran, penglihatan, dan hati nurani untuk belajar. Dengan bekal panca indera tersebut kita dapat melakukan aktifitas belajar. Aktifitas belajar bagi setiap individu, tidak selamanya dapat berlangsung secara wajar. Kadang-kadang lancar, kadang-kadang tidak, kadang-kadang dapat cepat menangkap apa yang dipelajari, kadang-kadang terasa amatsulit.Dalam keadaan di mana anak didik tidak dapat belajar sebagaimana mestinya, itulah yang disebut dengan kesulitan belajar.
Kesulitan Belajar adalah hambatan atau gangguan belajar pada anak dan yang ditandai oleh adanya kesenjangan yang signifikan antara taraf integensi dan kemampuan akademik yang seharusnya dicapai. Hal ini disebabkan oleh gangguan di dalam sistem saraf pusat otak (gangguan neorubioligis) yang dapat menimbulkan gangguan perkembangan seperti gangguan perkembangan bicara, membaca, menulis, pemahaman, dan berhitung. Anak-anak disekolah pada umumnya memiliki karakteristik individu yang berbeda, baik dari segi fisik, mental, intelektual, ataupun social-emosional.
Oleh karena itu mereka juga akan mengalami persoalan belajarnya masing-masing secara individu, dan akan mengalami berbagai jenis kesulitan belajar yang berbeda pula., sesuai dengan karakteristik dan potensinya masing-masing. Dalam observasi ini akan dijelaskan tentang macam-macam kesulitan belajar serta ciri-ciri anak yang berkesulitan belajar, analisa kesalahan serta model rancangan kurikulum untuk membantu mengatasi anak yang kesulitan belajar.
- Rumusan Masalah
- Tujuan
- Untuk mengetahui pengertian kesulitan belajar
- Untuk mengetahui ciri-ciri anak berkesulitan belajar
- Untuk mengetahui rancangan kurikulum untuk membantu anak berkesulitan belajar
- Apa pengertian kesulitan belajar?
- Apa saja ciri-ciri anak berkesulitan belajar?
- Bagaiamana rancangan kurikulum untuk membantu anak berkesulitan belajar?
- Metode Pengumpulan Data
Observasi ini dilakukan di MI Nasy’atul Mujahidin, saya datang ke sekolah tersebut menemui salah satu guru yang menjabat sebagai guru kelas, beliau bernama Bpk. Ahmad Anshori. Kemudian saya bertanya tentang masalah anak yang mengalami kesulitan belajar, beliau memberikan informasi mengenai anak yang mengalami kesulitan belajar. Anak tersebut bernama Luthfi, Kelas V MI. Setelah itu saya menemui guru wali kelas luthfi dan meminta izin untuk mengobservasi luthfi, guru wali kelasnya menceritakan bahwa luthfi memang mengalami kesulitan dalam belajar, ia berbeda dengan teman-teman sebayanya.
BAB II
PEMBAHASAN
- Identitas Subyek Observasi
Nama : M luthfi Hakim
TTL : Kediri, 13 Juni 2002 (11th)
Alamat : Sidorejo-Grojokan- Tiru Lor- Gurah
Kelas/ sekolah : V/ MI Nasy’atul Muhajirin
Agama : Islam
Anak ke- : 1 dari 2 bersaudara
Jenis Kelamin : Laki-laki
Orang Tua:
- Ayah : Giman
- Ibu : Wiwik Zulaikah
Pekerjaan orang tua :
- Ayah : Tukang Becak
- Ibu : Ibu Rumah Tangga
|
Luthfi adalah anak orang yang mungkin kurang berkecukupan. Orang tuanya adalah bekerja sebagai tukang becak dan ibu rumah tangga, akan tetapi faktor apa yang menyebabkan ia berkesulitan belajar belum tahu pasti. Dalam hal ini Orang tua luthfi juga sudah sering kali di panggil kesekolah tapi juga tidak ada tanggapan dari orang tua luthfi.
- Waktu dan Tempat Observasi
Observasi dan test terhadap subyek ini dilaksanakan pada :
Hari : Selasa dan Rabu
Tanggal : 19 dan 20 November 2013
Pukul : 10.30 WIB – Selesai.
Tempat : MI Nasy’atul Mujahidin, Ngadirejo-Tiru Lor-Gurah
- Hasil Observasi
- Disleksia (Kesulitan belajar membaca)
- Pengertian
Disleksia terdiri berasal dari bahasa Yunani yaitu “dyn” bermakna susah, dan “lexia”bermakna tulisan. Disleksia merupakan salah satu gangguan akan kemampuan membaca, yaitu kemampuan membaca anak yang berada di bawah kemampuan seharusnya, dengan mempertimbangkan tingkat inteligensi, usia, dan pendidikannya. [1]
- Ciri-ciri disleksia
Adapun indikator-indikator anak berkesulitan belajar membaca dengan kesalahan-kesalahan membaca, yaitu :
- Penghilangan kata atau huruf
- Penyelipan atau penambahan kata
- Penggantian kata
- Pengucapan kata salah dan makna beda
- Pengucapan kata salah tetapi makna sama
- Pengucapan kata salah dan tidak bermakna
- Pengucapan kata dengan bantuan guru
- Pengulangan
- Pembalikan kata
- Pembalikan huruf
- Kurang memperhatikan tanda baca
- Pembetulan sendiri
- Ragu-ragu dalam membaca
- Tersendat-sendat.[2]
- Test terhadap subyek
Teks :
Alkisah, Ada seorang petani kaya yang mempunyai lima anak laki-laki. Mereka semua pemalas, mereka semua sama sekali tidak mau membantu pekerjaan ayahnya sehari-hari. Akibatnya, petanhii itu jatuh miskin.
Sikap anak-anaknya itu memobuat sang ayah yang sudah tua itu kesal hatinya karena selalu memikirkan sikap anak-anaknya yang tidak patuh itu. Akhirnya, petani itu jatuh sakit. Pada suatu hari, ketika ajalnya hampir tiba, dikumpulkannyalah semua anaknya. Didepan mereka sang ayah meninggalkan pesan terakhir, Begini bunyinya: Hai, anak-anakku, kini tiba saatnya sang ayah meninggalkan kalian untuk selama-lamanya. Karena kemalasan kalian, semua harta benda yang ku kumpulkan telah habis kalian pakai. Akan tetapi, Untunglah ayah telah menyembunyikan sebagian harta ayah disuatu tempat. Letaknya dikebun bagian barat. Jiak kalian membutuhkannya galilah tanahnya, kalian pasti akan menemukannya.
Setelah mengucapakan kalimah itu, Siayah meninggal dunia. Pleh karena ia tidak menjelaskan secara detail letak harta itu. Anak-anak yang menggali setiap jengkal tanah menjadi gembur semuanya. Semua tanah telah digali tetapi sepotong bendapun tidak mereka temukan.
Akhirnya. karena sudah terlanjur dikerjakan tanah itupun mereka tanami aneka palawija. Jika tidak, tentu mereka kelaparan. Berkat kerja keras serta sungguh-sungguh itu, hasil panen palawija mereka berlimpah-limpah. Melalui beberapa musim panen saja, mereka sudah dapat mengumpulkan kekayaan yang banyak.
Setelah berhasil memulihkan kekayaan ayahnaya, mereka baru insaf. Ternyata yang dimakasud, harta yang terpendam itu. Sesungguhnya kiasan dari tenaga mereka berlima ayang terpendam. Mereka harus menggunakannya sebelum dapat dini’mati hasilnya. Berkat keinsafan ini, kelima bersaudara itu makin rajin mengerjakan kebun mereka yang luas itu, Khirnya mereka menjadi petani yang terkaya didaerah itu
Gambar 1
- Hasil test
- Analisis kesalahan
- Terjadi pengurangan suku kata “n” pada kata penjual hanya dibaca pejual.
- Kurang memperhatikan tanda baca.
- Terjadi pengurangan suku kata “k” pada kata menarik hanya dibaca menari.
- Kesalahan pembacaan huruf “k” menjadi “ng”, pada kata jarak dibaca menjadi jarang.
- Terjadi pengurangan suku kata “m” pada kata tempat hanya dibaca tepat.
- Terjadi pengurangan suku kata “r” pada kata dipersiapkan hanya dibaca dipesiapkan.
- Kesalahan pembacaan huruf atau suku kata “a” dibaca “e”, pada kata kardus dibaca kerdus.
- Ragu-ragu dalam membaca.
- Agak kurang lancar dalam mebaca.
Untukmengidentifikasi disleksia, lebih lanjut perlu di cek kesalahan-kesalahan tersebut dalam tabel berikut:[3]
Jenis Kesalahan
|
Cek
|
Keterangan
| |
Tidak dapat mengenal semua huruf vokal (a, i, u, e, o)
|
-
|
1
| |
Tidak dapat mengenal beberapa huruf vokal
|
-
| ||
Tidak dapat mengenal semua huruf konsonan (b, c, d, f, . . . )
|
-
| ||
Tidak dapat mengenal beberapa huruf konsonan
|
-
| ||
Tidak dapat melafalkan huruf diftong (ny, ng)
|
-
|
3
| |
Tidak dapat melafalkan gabungan huruf konsonan-vokal (ba, pa, . . . )
|
-
| ||
Tidak dapat melafalkan gabungan huruf diftong- vokal (nya, ngu, . . . )
|
-
| ||
Tidak dapat melafalkan vokal rangkap (ia, oi, ua, . . . )
|
-
| ||
Tidak dapat melafalkan gabungan konsonan-vokal-konsonan
|
-
| ||
Tidak dapat melafalkan huruf gabungan konsonan-konsonan-vokal (swa-la-yan)
|
-
| ||
Tidak dapat melafalkan gabungan vokal-konsonan (es)
|
-
| ||
Tidak dapat membedakan huruf yang bentuknya hampir sama (b-q, p-q, m-n-u-w)
|
-
| ||
Penghilangan huruf atau kata
|
√
|
1,3,5 dan 6
| |
Penyisipan kata
|
√
| ||
Penggantian kata, makna tetap
|
√
|
7
| |
Pengucapan kata yang salah, makna berbeda
|
√
|
4
| |
Pengucapan kata yang salah, tidak bermakna
|
√
| ||
Pengucapan kata dengan bantuan guru
|
-
| ||
Tidak memperhatikan tanda baca
|
√
|
2
| |
Ragu-ragu dalam membaca
|
√
|
8
| |
Membaca tersendat-sendat
|
√
|
9
|
- Kesimpulan
Dari hasil analisa diatas penulis dapat menyimpulkan bahwa luthfi diduga mengalami kesulitan dalam membaca (disleksia) pada beberapa aspek yaitu :
Penghilangan huruf atau kata
Penyelipan atau penambahan kata
Pengucapan kata yang salah, tidak bermakna
Pengucapan kata salah tetapi makna sama
Tidak memperhatikan tanda baca dan
Ragu-ragu dalam membaca
Pengulangan
Kurang memperhatikan tanda baca
Pembetulan sendiri
- Disgrafia (Kesulitan belajar menulis)
- Pengertian
Disgrafia adalah kesulitan khusus di mana anak tidak bisa menuliskan atau mengekspresikan pikirannya ke dalam bentuk tulisan, karena mereka tidak bisa menyusun huruf atau kata dengan baik dan mengkoordinasikan motorik halusnya (tangan) untuk menulis.[4]
Disebut disgrafia jika mengalami kesulitan dalam menulis meliputi hambatan fisik, seperti tidak dapat memegang pensil dengan mantap atau tulisan tangannya buruk.
- Ciri-ciri disgrafia
Adapun ciri-ciri anak berkesulitan belajar menulis, dengan kesalahan-kesalahan menulis, yaitu :
- Menulis tidak tepat pada garisnya
- Salah dalam memegang pensil
- Ketidakkonsistenan bentuk huruf dalam tulisan
- Penggunaan huruf besar dan kecil masih tercampur
- Ukuran dan bentuk huruf tidak proporsional
- Kerancuan dalam memberi jarak tiap huruf atau kata
- Kesulitan menyebutkan atau mengeja huruf
- Penghilangan huruf
- Penggantian huruf
- Kesulitan dalam mengurutkan huruf
- Tidak memperhatikan ejaan.[5]
- Test terhadap subyek
- Menyalin
Teks :
Alkisah, Ada seorang petani kaya yang mempunyai lima anak laki-laki. Mereka semua pemalas, mereka semua sama sekali tidak mau membantu pekerjaan ayahnya sehari-hari. Akibatnya, petanhii itu jatuh miskin.
.
- Hasil Test
Harta Yang Terpendam
alkisah (1) ada seoRang petani kaya(2) yangmempunyai limaanak lakilaki(3)mereka semuanyapemalasmeReka(4)samasekalitidakmaumemBantu(5) pekeRjaanayahnyasehaRihaRi(6) akiBatnyapetaniitujatuhmaki(7)
Gambar 3
- Analisis Kesalahan
- Kesalahan pengurangan dan penambahan huruf, pada kata Miskin ditulis Maki
- Kurang tanda baca titik (.) di setiap akhir kalimat, pada kalimat “…anak lak-laki. ditulis “…..anak lak-laki”,
- Kurang tanda baca titik (.) di setiap akhir kalimat , pada kalimat “…pemalas. ditulis”….pemalas”,
- Kurang tanda baca titik (.) pada kalimat “…..sehari-hari. ditulis”…. seharihari”, dan pada kalimat …”jatuh miskin. ditulis”…. jatuh maki”
- Kesalahan penulisan huruf kapital, pada awal kalimat dan setelah titik seperti Alkisah ditulis alkisah , Mereka ditulis mereka ,
- Kesalahan Akibatnya ditulis akibatnya
- Kurang tanda baca penghubung (-) di akhir kalimat, pada kalimat “…laki-laki” ditulis menjadi “…lakilaki”,
- Kurang tanda baca penghubung (-) pada kalimat “…sehari-sehari” ditulis menjadi “…seharihari
- Menulisdengan didekte
Teks :
Nama : Luthfi Hakim
Kelas : V MI Nasy’atul Muhajirin
Rumah : Sidorejo
Anak : Satu dari dua bersaudara
Bapak : Giman
Hasil tes Luthfi dengan gambar:
Gambar 4
- Analisis kesalahan
- Kesalahan penempatan huruf kapital, pada kata luthfi ditulis LuthFi
- Kesalahan penempatan huruf kapital, pada kata Sidorejo ditulis SidoRejo
- Kesalahan penempatan huruf kapital, pada kata dari ditulis daRi
- Kesalahan penempatan huruf kapital, pada kata bersaudara ditulis BerSaudaRa
- Kesalahan penulisan kata, pada kata Nasya’atul ditulis Nasaatul
- Kesalahan penulisan kata, Pada kata Muhajirin ditulis Mujahidin
Jenis Kesalahan
|
Cek
|
Keterangan
| |
Salah arah dalam memulai menulis
|
-
| ||
Salah dalam memegang pensil
|
-
| ||
Ada ketidak konsistenan bentuk huruf dan tulisannya
|
ü
| ||
Penggunaan huruf besar dan kecil masih bercampur
|
ü
|
6, 1
| |
Bentuk tulisan tangannya buruk
|
ü
| ||
Telah melampaui kematangan dan keabstrakan tema
|
-
| ||
Tidak memperhatikan tata bahasa yang benar
|
ü
| ||
Tidak memperhatikan tanda baca
|
ü
| ||
Tidak memperhatikan ejaan
|
ü
| ||
Terjadi pembalikan suku kata
|
-
| ||
Pembalikan konsonan atau vokal
|
-
| ||
Dalam menulis terjadi pembalikan konsonan
|
-
| ||
Terjadi pembalikan huruf dalam kata
|
-
| ||
Tulisan menunjukkan kesalahan ucap
|
ü
| ||
Tulisan menunjukkan dialeg daerah
|
-
| ||
Terjadi penambahan huruf
|
-
| ||
Terjadi pengurangan huruf dan kata
|
ü
| ||
Menulis tidak tepat pada garisnya
|
ü
| ||
20
|
Tidak dapat menyalin tulisan meski dengan melihat
| ||
21.
|
Tidak dapat menulis huruf-huruf
|
-
| |
22.
|
Tidak bisa menulis nama panggilannya sendiri
|
-
|
- Kesimpulan
Dari analisa diatas penulis dapat menyimpulkan bahwa luthfi diduga mengalami kesulitan dalam menulis (disgrafia) pada beberapa aspek yaitu:
Terjadi pengurangan huruf dan kata
Terjadi penambahan huruf
Tulisan menunjukkan kesalahan ucap
Tidak memperhatikan ejaan, tanda baca dan tata bahasa
Penggunaan huruf besar dan kecil masih bercampur
Ada ketidakkonsistenan bentuk huruf dan tulisannya
3. Diskalkulia (Kesulitan belajar matematika)
- Pengertian
Dyscalculia adalah suatu gangguan perkembangan kemampuan aritmatika atau ketrampilan matematika yang mempengaruhi pencapaian prestasi akademik atau mempengaruhi kehidupan sehari-hari anak.[6]
- Ciri-ciri diskalkulia
Adapun ciri-ciri diskalkulia adalah sebagai berikut:
- Kesulitan dalam mempelajari nama-nama angka
- Kesulitan dalam mengikuti alur suatu hitungan
- Kesulitan dengan konsep kombinasi dan separasi
- Inakurasi dan komputasi
- Kesulitan memahami istilah matematika, mengubah soal tulisan ke simbol matematika
- Kesulitan perceptual (kemampuan untuk memahami symbol dan mengurutkan kelompok angka)
- Kesulitan dalam cara mengoperasikan matematika (+/-/x/:).[7]
- Test terhadap subyek
Soal-soal matematika kelas V Diantaranya[8] :
1. Hasil dari (75 x 25) + (125 x 25) adalah … .
- 5.000
- 5.250
- 5.500
- 5.575
2. Hasil dari 78.456 – 39.753 + 9.876 adalah… .
- 48.679
- 48.579
- 47.679
- 47.579
3. Hasil dari –125 – ( – 78 ) adalah … .
- 203
- -47
- 47
- 203
- Hasil test
Gambar 6
Gambar
Test 2:
(1.) 10 x 5 = …20
(2.) 20 x 2 =…21
(3.) 4 x 3 =… 25
(4.) 2 x 2 =…8
(5.) 5 – 3 = ..2
(6.) 10 : 2 = 20
(7.) 5 X 5=…20
(8.)
(9.) (4.) 509 + 405 =…
|
- Hasil test
Gambar 7
- Analisis kesalahan
Dalam materi tes yang diberikan, objek mengalami kesulitan. Saat menyelesaikan soal diatas objek tidak bisa menyesaikan soal-soal diatas dengan baik, Bahkan dengan soalnya sendiri matematikanya kelas V MI ia tidak bisa. makanya saya mencoba memberi soal yang saya kira masih dasar untuk penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian. Akan tetapi tetap saja kesulitan, maka observasi disimpulkan bahwa anak tersebut mengalami diskalkulia. Kesalahan tersebut terletak pada:
- Tidak bisa mengopersikan bentuk penjumlahan.
- Kadang-kadang perkalian dan pembagian di kira penjumlahan
- Bingung mengasosiasikan simbol dengan operasi matematika yang akan dijalankan.
- Kesulitan dalam mengikuti alur suatu hitungan
- Hasil penjumlahan banyak yang salah
- Kesimpulan
Dari analisa diatas penulis dapat menyimpulkan bahwa Luthfi diduga mengalami diskalkulia.
- Kurikulum yang Disarankan
DISLEKSIA
Metode pengalaman berbahasa merupakan metode membaca permulaan dengan pendekatan perkembangan.
• Prinsip
1.Mengintegrasikan sekaligus 4 aspek berbahasa (menyimak, berbicara, membaca, dan menulis)
2. Bahasa harus dapat menyampaikan pesan/informasi
3. Pesan/informasi berasal dari anak sendiri
4.Guru memfasilitasi anak agar mendayagunakan kemampuan berbahasanya untuk menyampaikan dan menerima informasi.
• Langkah-langkah
1. Anak ditugaskan menceritakan pengalaman atau pikirannya
2. Guru menuliskan pengalaman atau pikiran anak tersebut di papan tulis
3. Cerita di papan tulis ini menjadi materi bacaan
4. Anak disuruh membaca bacaan itu
5. Anak lain memberi komnetar, pendapat dan saran terhadap cerita tersebut
6. Anak menyalin cerita tersebut
7. Secara bertahap, pada kegiatan-kegiatan selanjutnya, anak dilatih untuk menuliskan sendiri ceritanya).[9]
DISGRAFIA
1.) Metode S-A-S (Sintesis-Analisis-Struktur) merupakan metode membaca permulaan dengan pendekatan kognitif.
• Prinsip
1. Guru memfasilitasi anak agar mendaya-gunakan kemampuan berbahasa menggunakan 2 proses berpikir, yaitu sintesis dan analisis
2. Sintesis : proses berpikir memadukan
3. Analisis : proses berpikir mengurai
4. Anak dibiasakan memproses teks secara utuh
5. Kata/kalimat diurai menjadi suku kata, huruf, lalu dikembalikan menjadi kata dan kalimat kembali
• Langkah-langkah
1. Berikan anak sebuah kata
2. Anak mengeja kata itu menjadi sukukata
3. Anak mengurai kata itu menjadi huruf-huruf
4. Ulangi, sampai anak menyadari hubungan antara bunyi dan sukukata/huruf
5. Dengan mengeja, anak merangkai kembali huruf tersebut menjadi sukukata/kata
6. Anak membaca utuh kata tersebut
2.) Metode FERNALD/MULTISENSORI merupakan metode menulis permulaan dengan pendekatan perkembangan.
• Prinsip
1. Metode nama lain dari metode multisensori
2. Bisa diterapkan pada huruf maupun kata
• Langkah-langkah
1. Anak memilih kata yang akan dipelajari
2. Guru menuliskan kata dimaksud di kertas/papan tulis
3. Guru membacakan kata dengan lafal yang tepat, anak-anak mengikutinya
4. Anak menelusuri huruf-huruf, melafalkan kata itu bebrapa kali, lalu menuliskannya di kertas dengan menyalin dari tulisan gurunya sambil tetap melafalkan bunyi katanya.
5. Kemudian anak disuruh menuliskan kata tersebut tanpa melihat kambali contoh tulisan guru.
6. Kalau pada tahap ini anak melakukannya dengan benar, maka ulangi kembali langkah-langkahnya dari langkah ke-4.
7. Bila anak sudah benar-benar menguasainya, simpanlah kata tersebut di tempat khusus, sehingga nanti bisa digunakan untuk bahan mengingat dan bahan bercerita.[10]
DISKALKULIA
Pendekatan teori kognitif memandang bahwa berhitung merupakan bentuk kemampuan memahami pola dalam aktivitas menjumlah, mengurang, mengali, dan membagi. Pemahaman akan pola/rumus operasi hitung adalah tujuan yang ingin dicapai oleh pendekatan ini. Beberapa bentuk latihannya antara lain:
• Melatih anak menemukan pola dan makna nilai tempat
• Melatih anak menemukan cara mendayagunakan objek/benda untuk memudahkan proses operasi hitungnya
• Membimbing anak menemukan sifat operasi hitung, seperti sifat komutatif, asosiatif dan distributif.[11]
BAB III
Dari paparan hasil observasi diatas luthfi diduga mengalami kesulitan belajar yaitu disleksia, disgrafia, dan diskalkulia. Seharusnya anak seusia luthfi biasanya sudah bisa membaca dengan lancar, menulis dan menghitung bentuk penjumlahan, tetapi luthfi masih mengalami kesulitan dalam membaca. Dalam hal menulis ia juga masih banyak kesalahan, huruf besar kecil masih tercampur dan banyak pengurangan huruf pada tulisannya. Pada soal matematika ia mengalami kesulitan, ia tidak bisa mengoperasikan bentuk penjumlahan sehingga hasilnya banyak yang salah.
- Program Pembelajaran Individu (PPI)
Nama : Guntur Rahadian
Tempt Tgl Lahir : Kediri, 23 September 2003
Umur : 8 tahun
Jenis Kelamin : Laki Laki
Kelas : 2 MI MAMBAUL ULUM
Nama Orang Tua : Siswanto / Mulyati
Alamat : Ngasinan-Rejomulyo-Kediri
Jenis Kesulitan Belajar : Disgrafia
Bentuk Kesulitan Belajar
(deskripsi kondisi saat ini)
|
Tujuan Program
|
Rencana Pembelajaran
|
Alokasi Waktu/ SKS
|
Media/Alat Bantu
|
Evaluasi
|
Keterangan
|
1. Ukuran dan bentuk huruf dalam tulisannya tidak proporsional; “belajar, mengaji” Huruf j ditulis besar, tapi tetap menggunakan jkecil.
2. Salah menulis kata yang ada huruf –ng ; “menggambar” ditulis megam
bar, mennggbar; “termenung” ditulistermenuh.
3. Salah menulis huruf yang mempunyai kemiripan bentuk ; “Mengaji” ditulismengais (j kecil ditulis i kecil).
4. Menghilangkan atau menambahi salah satu atau lebih huruf ; “menggambar” ditulis megambar, mennggbar; “termenung” ditulistermenuh; “indah” ditulis idah.
|
1. Siswa mampu menulis dengan memperhatikan tanda baca yang benar.
2. Siswa mampu menulis dengan benar. Tanpa mengurangi atau menambahi salah satu atau lebih huruf .
3. Siswa mampu membedakan dengan benar huruf yang memiliki kemiripan bentuk.
4. Siswa dapat teliti dan mampu menulis kata atau yang menggunakan huruf –ng.
|
1. Melatih siswa menulis kata atau kalimat yang memiliki kemiripan huruf.
2. Melatih siswa menulis katayang menggunakan huruf –ng.
3. Melatih siswa menulis dengan teliti tanpa menambahi atau menghilangkan / mengurangi huruf.
|
3 kali pertemuan. @ 45 menit dalam satu minggu
|
- Buku bacaan
- Buku tulis bergaris
- Pensil
- Penghapus
|
- Menulis dengan menirukan
- Menulis dengan didikte
|
Program dilaksanakan minimal selama 4 (empat) minggu
|
DAFTAR PUSTAKA
Abdurrahman, Mulyono. Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta:Rineka Cipta, 2003.
Departemen Pendidikan Nasional, Model Kurikulum Bagi Peserta Didik Yang Mengalami Kesulitan Belajar. Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan Pusat Kurikulum. 2007.
Ratna Puji, et. al. Buku Ajar Matematika. Solo: CV. Sinduta, 2012.
Subini, Nini. Mengatasi Kesulitan Belajar Pada Anak. Jogjakarta: Javalitera, 2011.
Sudarmawarti, et. al. Buku Ajar Bahasa Indonesia. Solo: CV. Sindunata, 2012.
[1] Mulyono Abdurrahman, Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar.(Jakarta:Rineka Cipta,2003), 204.
[2] Ibid, 206-207.
[3] Mulyono Abdurrahman, Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar.(Jakarta:Rineka Cipta,2003), 210.
[4] Nini Subini, Mengatasi Kesulitan Belajar Pada Anak (Jogjakarta: Javalitera, 2011), 60.
[5] Ibid, 61.
[6] Nini Subini, Mengatasi Kesulitan Belajar Pada Anak (Jogjakarta: Javalitera, 2011), 64.
[7] Ibid, 65.
[8]
[9]Departemen Pendidikan Nasional, Model Kurikulum Bagi Peserta Didik Yang Mengalami Kesulitan Belajar (Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan Pusat Kurikulum, 2007), 17.
[10] Ibid, 18-21.
[11] Ibid, 25.
Sumber Dari KK
Sumber Dari KK
ijin copy gan
BalasHapus